EnglishFrenchItalianSpainGermanDutchRussianPortugueseChinese SimplifiedJapaneseArabicKorean
Adsense Indonesia

Wisata Pulau Bali

Selasa, 22 Februari 2011

1. Mandala Wisata Wenara Wana
Mandala Wisata Wenara Wana atau disebut juga Hutan Monyet Ubud merupakan sebuah tempat cagar alam dan kompleks candi yang terletak di Ubud, Bali. Di tempat ini mempunyai kurang lebih 340 ekor monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) (32 jantan dewasa, 19 jantan muda, 77 betina dewasa, 122 remaja dan 54 bayi). Ada empat kelompok monyet yang menempati wilayah berbeda di taman ini. Di tempat ini pula terdapat atraksi wisata populer di Ubud, dan sering dikunjungi oleh lebih dari 10.000 wisatawan per bulan. Hutan ini memiliki luas kira-kira sepersepuluh dari satu kilometer persegi (sekitar 27 hektar) dan berisi setidaknya 115 spesies pohon yang berbeda. Hutan Monyet ini pun juga terdapat sebuah pura berbentuk yang bernama Candi Pura Dalem Agung Padangtegal dan juga sebagai "Sumber Kesucian" candi-candi lain dan digunakan untuk upacara kremasi. Tempat ini berlokasi di desa Padangtegal dan diatur oleh anggota dewan desa yang langsung melayani di Hutan Monyet. Yayasan Wenara Wana Padangtegal yang mengelola tempat ini berfungsi untuk menjaga integritas kesucian dan untuk mempromosikan situs keramat sebagai tujuan bagi pengunjung.

Pengunjung ketika sedang memberi makan para monyet di Hutan Monyet

Galery Photo Mandala Wisata Wenara Wana

2. Gunung Kawi
gunung-kawi-1.jpggunung-kawi-2.jpggunung-kawi-4.jpg

Pura Gunung Kawi, Pernahkah anda mendengar atau berkunjung ke Situs Pura gunung kawi selama liburan anda di bali, atau anda sama sekali blank tidak ada petunjuk. kalau demikian karena hal-hal sejarah sangat ramai dibicarakan belakangan ini secara singkat saya akan ceritakan sejarah obyek ini, mudah-mudahan berguna menambah wawasan serta referensi obyek wisata anda selama liburan di Bali,
Setelah melewati Gapura dan 315 anak tangga di pinggir sungai Pakerisan yaitu sebuah sungai yang mempunyai nilai sejarah yang sangat tinggi, terletak komplek Candi Gunung Kawi. Obyek wisata ini termasuk didalam wilayah Tampaksiring , kabupaten Gianyar kira-kira 40 km dari Denpasar.
Mengenai nama Gunung Kawi ini belum diketahui secara pasti asal muasalnya. Namun secara etimologi (bahasa kerennya) dikatakan berasal dari kata Gunung dan Kawi yang berarti Gunung adalah daerah pegunungan dan Kawi adalah pahatan, jadi maksudnya ialah pahatan yang terdapat di pegunungan atau di atas batu padas.
Menurut sejarahnya bahwasanya diantara raja-raja Bali yang memerintah Bali, yang paling terkenal adalah dari dinasti Warmadewa, Raja Udayana adalah berasal dari dinasti ini dan beliau adalah anak dari Ratu Campa yang diangkat anak oleh Warmadewa. Setelah dewasa beliau menikah dengan putri dari empu sendok dari jawa timur(kediri) yang bernama Gunapriya Dharma Patni, dari perkawinan ini beliau menurunkan Erlangga ( bukan nama toko lho…..) dan Anak Wungsu. Akhirnya setelah Erlangga wafat tahun 1041, kerajaannya di jawa timur dibagi 2(dua). Pendeta budha yang bernama Mpu Baradah dikirim ke Bali agar pulau Bali diberikan kepada salah satu putra Erlangga, tetapi ditolak oleh Mpu Kuturan.
Selanjutnya Bali diperintah oleh Raja Anak Wungsu antara tahun 1049-1077 dan dibawah pemerintahanya Bali merupakan daerah yang subur dan tentram.
Setelah beliau meninggal dunia abunya disimpan dalam satu candi dikomplek Candi Gunung Kawi. Tulisan yang terdapat di pintu masuk situs ini berbunyi ” Haji Lumah Ing Jalu” yang berarti Sang Raja dimakamkan di “Jalu” sama dengan “susuh” dari (ayam jantan) yang bentuknya sama dengan Kris, maka perkataan ” Ing Jalu” dapat ditafsirkan sebagai petunjuk ” Kali Kris” atau Pakerisan. Raja yang dimakamkan di Jalu dimaksud adalah Raja Udayana, Anak Wungsu, dan 4 orang permaisuri Raja serta Perdana Mentri raja.
Disebelah tenggara dari komplek candi ini terletak Wihara (tempat tinggal atau asrama para Biksu/pendeta Budha). Peninggalan Candi dan Wihara di Gunung Kawi ini diperkirakan pada abad 11 masehi dan juga wujud toleransi hidup bergama pada waktu itu yang patut menjadi contoh dan tauladan bagi kita di masa ini, belajar dari kearifan masa lalu…….
Berkunjung ke situs Pura Gunung Kawi ini, memberika anda wawasan serta keindahan alam yang menawan. Selamat ber wisata di Bali ,

3. Burung Kokokan di desa Petulu


Anda tahu burung Bangau kan? Nah di Desa PETULU, Ubud sekitar 10 menit drive dari central Ubud, terdapat sekumpulan burung bangau ini. Bangau atau Ibis atau bahasa Bali-nya KOKOKAN hidup dengan damai dipohon2 yg ada di desa Petulu tanpa diganggu sedikitpun. Saya pertama kali tahu lokasi ini th 1993, saat tidak sengaja tersesat mencari jalan ke Ubud. Saat itu saya terkejut mendapati desa yg masih banyak sawahnya ini dihuni oleh ratusan burung kokokan. Banyak deh. Kemaren pas menyusuri Ubud ricefields, kembali saya melewati desa ini. Wah…ternyata udah banyak perubahan. Sawah yg tadinya sepanjang jalan desa kini telah menjadi rumah2 penduduk dan gudang pemotongan kayu. Sawahnya sih masih banyak. Cuman yg ga berubah, burung kokokan masih banyak, lebih banyak lagi dari 13 tahun yg lalu (ribuan kai jumlahnya…buanyak dech!). Saya berhenti dan ambil gambar. Sekalian ngobrol2 dengan penduduk sekitar utk mengetahui cerita keberadaan kokokan di Petulu ini.

Dari Pak Siti, orang tua yg saya temui disawah, kokokan ini mulai bersarang di desa Petulu sejak th 1965. Dia inget karena anaknya yg pertama masih berusia 1 bulan dan burung2 ini mulai datang ke pohon2 yg ada di desa itu. Jumlahnya hanya sekitar 5 ekor. Beberapa bulan kemudian, jumlahnya mulai bertambah banyak. Istilah kerennya tuh burung migrasi dari tempat yg dulu ke desa Petulu. Awalnya oleh masyarakat sekitar, burung2 ini ditangkap utk dipelihara atau dipotong jadi makanan. Dari sini keanehan terjadi. Mereka yg menangkap burung2 ini selalu datang kembali ke desa dan mengembalikannya. Tidak kuat katanya. Tidak kuat kenapa? Menurut Pak Siti, orang2 ini setelah menangkap burung kokokan tsb mulai didatangi oleh makhluk2 aneh bertubuh besar dan menyeramkan. Dalam mimpi maupun kenyataan. Ini bukan halusinasi, karena yg mengalaminya lebih dari 50 orang. Akhirnya setelah berkonsultasi dengan seorang pendeta, dilakukanlah ritual permintaan maaf di Pura Desa setempat. Saat prosesi berlangsung, pemangku pura desa mengalami trance dan mengatakan kalo burung kokokan ini sebenarnya adalah rencang (pengawal) Ida Betara yg dipuja di pura desa setempat. Burung2 ini adalah pasukan yg akan menjaga desa secara segi niskala (dunia maya) dari gangguan penyakit dan hama yg menyerang sawah mereka. Ini terbukti, setelah masyarakat membuat sebuah tugu di pura desa sbg persembahan thd kokokan ini, desa menjadi makmur, panen melimpah dan tidak ada bahaya yg mengancam sampai dengan hari ini.


Burung Kokokan yg ada di desa Petulu memiliki warna badan putih dengan punggung dan wajah coklat. Mereka hidup dipohon2 yg ada disepanjang jalan desa sampai depan Pura Desa Adat Petulu (3 km). Kokokan akan ada disini mulai sasih (bulan Bali) kelima sampai kesanga (bulan ke-5 s/d ke-9) atau dalam masehinya Oktober-Maret. Periode ini ribuan ekor burung kokokan akan membuat sarang, bertelur, mengeramkan telurnya sampai menetas, dan bulan Maret anak2 kokoan sudah mulai bisa terbang. Periode April-September, populasi Kokokan yg terlihat disini jumlahnya berkurang siang hari. Mungkin mereka terbang ke daerah lain utk mencari makanan. Dan saat senja sekitar jam 5.30, mereka akan kembali lagi ke desa Petulu. Jadi paling enak kalo mau lihat ribuan burung kokokan di Petulu adalah periode Oktober-Maret. Jika kita berkunjung kesini, jangan lupa untuk menaruh sejumlah uang kecil sbg donation terhadap desa dikotak yg telah disediakan di Pos Penjagaan ujung desa. Kita akan sangat beruntung jika saat main ke Petulu bisa melihat kokokan yg berwarna hitam. Menurut penduduk desa, jumlahnya cuman 2 ekor, dan mereka adalah pemimpin dari ribuan kokokan di Petulu. Katanya sih itu pertanda good luck..!!!

4. MONUMEN BAJRA SANDHI

Bajra Sandhi merupakan Monumen Perjuangan Rakyat Bali untuk memberi hormat pada para pahlawan serta merupakan lambang persemaian pelestarian jiwa perjuangan rakyat Bali dari generasi ke generasi dan dari zaman ke zaman yang dapat memberi inovasi dan inspirasi dalam mengisi dan menjaga keajegan negara Kesatuan RI. Lokasi monumen ini terletak di depan Kantor Gubernur Kepala Daerah Propinsi Bali yang juga di depan Gedung DPRD Propinsi Bali Niti Mandala Renon persisnya di Lapangan Puputan Renon.

Keseluruhan data daerah monumen berbentuk segi empat bujur sangkar dengan penerapan konsepsi Tri Mandala :
1. Sebagai Utama Mandala adalah pelataran/gedung yang paling ditengah
2. Sebagai Madya Mandala adalah pelataran yang mengitari Utama Mandala
3. Sebagai Nista Mandala adalah pelataran yang paling luar yang mengitari Madya Mandala

Bangunan gedung monumen pada Utama Mandala tersusun menjadi 3 lantai :
Utamaning Utama Mandala adalah lantai 3 yang berposisi paling atas berfungsi sebagai ruang ketenangan, tempat hening-hening menikmati suasana kejauhan disekeliling monumen.

Madyaning Utama Mandala adalah lantai 2 berfungsi sebagai tempat diaroma yang berjumlah 33 unit. Lantai 2 (dua) ini sebagai tempat pajangan miniatur perjuangan rakyat Bali dari masa ke masa. Di bagian luar sekeliling ruangan ini terdapat serambi atau teras terbuka untuk menikmati suasana sekeliling.

Nistaning Utama Mandala adalah lantai dasar Gedung Monumen, yang terdapat ruang informasi, ruang keperpustakaan, ruang pameran, ruang pertemuan, ruang administrasi, gedung dan toilet. Ditengah-tengah ruangan terdapat telaga yang diberi nama sebagai Puser Tasik, delapan tiang agung dan juga tangga naik berbentuk tapak dara.

5. KERTHA GOSHA

Sebagai bekas kerajaan, wajar jika Klungkung mempunyai banyak peninggalan yang saat ini menjadi objek wisata. Salah satunya adalah Taman Gili Kerta Gosa, peninggalan budaya kraton Semarapura Klungkung. Kerta Gosa adalah suatu bangunan (bale) yang merupakan bagian dari bangunan komplek kraton Semarapura dan telah dibangun sekitar tahun 1686 oleh peletak dasar kekuasaan dan pemegang tahta pertama kerajaan Klungkung yaitu Ida I Dewa Agung Jambe.

Kerta Gosa terdiri dari dua buah bangunan (bale) yaitu Bale akerta Gosa dan Bale Kambang. Disebut Bale Kambang karena bangunan ini dikelilingi kolam yaitu Taman Gili. Keunikan Kerta Gosa dengan Bale Kambang ini adalah pada permukan plafon atau langit-langit bale ini dihiasi dengan lukisan tradisional gaya Kamasan (sebuah desa di Klungkung) atau gaya wayang yang sangat populer di kalangan masyarakat Bali. Pada awalnya, lukisan yang menghiasi langit-langit bangunan itu terbuat dari kain dan parba. Baru sejak tahun 1930 diganti dan dibuat di atas eternit lalu direstorasi sesuai dengan gambar aslinya dan masih utuh hingga sekarang. Sebagai peninggalan budaya Kraton Semarapura, Kerta Gosa dan Bale Kambang difungsikan untuk tempat mengadili perkara dan tempat upacara keagamaan terutama yadnya yaitu potong gigi (mepandes) bagai putra-putri raja.

Fungsi dari kedua bangunan terkait erat dengan fungsi pendidikan lewat lukisan-lukisan wayang yang dipaparkan pada langit-langit bangunan. Sebab, lukisan-lukisan tersebut merupakan rangkaian dari suatu cerita yang mengambil tema pokok parwa yaitu Swargarokanaparwa dan Bima Swarga yang memberi petunjuk hukuman karma phala (akibat dari baik-buruknya perbuatan yang dilakukan manusia selama hidupnya) serta penitisan kembali ke dunia karena perbuatan dan dosa-dosanya. Karenanya tak salah jika dikatakan bahwa secara psikologis, tema-tema lukisan yang menghiasi langit-langit bangunan Kerta Gosa memuat nilai-nilai pendidikan mental dan spiritual. Lukisan dibagi menjadi enam deretan yang bertingkat.

Deretan paling bawah menggambarkan tema yang berasal dari ceritera Tantri. Dereta kedua dari bawah menggambarkan tema dari cerita Bimaswarga dalam Swargarakanaparwa. Deretan selanjutnya bertemakan cerita Bagawan Kasyapa. Deretan keempat mengambil tema Palalindon yaitu ciri atau arti dan makna terjadinya gempa bumi secara mitologis. Lanjutan cerita yang diambil dari tema Bimaswarga terlukiskan pada deretan kelima yang letaknya sudah hampir pada kerucut langit-langit bangunan. Di deretan terakhir atau keenam ditempati oleh gambaran tentang kehidupan nirwana. Selain di langit-langit bangunan Kerta Gosa, lukisan wayang juga menghiasi langit-langit bangunan di sebelah barat Kerta Gosa yaitu Bale Kambang. Pada langit-langit Bale Kambang ini lukisan wayang mengambil tema yang berasal dari cerita Kakawin Ramayana dan Sutasoma. Pengambilan tema yanga berasal dari kakawin ini memberi petunjuk bahwa fungsi bangunan Bale Kambang merupakan tempat diselenggarakannya upacara keagamaan Manusa Yadnya yaitu potong gigi putra-putri raja di Klungkung. Daya tarik dari Kerta Gosa selain lukisan tradisional gaya Kamasan di Bale Kerta Gosa dan Bale Kambang, peninggalan penting lainnya yang masih berada di sekitarnya dan tak dapat dipisahkan dari segi nilai sejarahnya adalah pemedal agung (pintu gerbang/gapura). Pemedal Agung terletak di sebelah barat Kerta Gosa yang sangat memancarkan nilai peninggalan budaya kraton. Pada Pemedal Agung ini terkandung pula nilai seni arsitektur tradisional Bali. Gapura inilah yang pernah berfungsi sebagi penopang mekanisme kekuasaan pemegang tahta (Dewa Agung) di Klungkung selama lebih dari 200 tahun (1686-1908).

Pada peristiwa perang melawan ekspedisi militer Belanda yang dikenal sebagai peristiwa Puputan Klungkung pada tanggal 28 April 1908, pemegang tahta terakhir Dewa Agung Jambe dan pengikutnya gugur. (Rekaman peristiwa ini kini diabadikan dalam monumen Puputan Klungkung yang terletak di seberang Kerta Gosa). Setelah kekalahan tersebut bangunan inti Kraton Semarapura (jeroan) dihancurkan dan dijadikan tempat pemukiman penduduk. Puing tertinggi yang masih tersisa adalah Kerta Gosa, Bale Kambang dengan Taman Gili-nya dan Gapura Kraton yang ternyata menjadi objek yang sangat menarik baik dari sisi pariwisata maupun kebudayaan terutama kajian historisnya.

Kerta Gosa ternyata juga pernah difungsikan sebagai balai sidang pengadilan yaitu selama berlangsungnya birokrasi kolonial Belanda di Klungkung (1908-1942) dan sejak diangkatnya pejabat pribumi menjadi kepala daerah kerajaan di Klungkung (Ida I Dewa Agung Negara Klungkung) pada tahun 1929. Bahkan, bekas perlengkapan pengadilan berupa kursi dan meja kayu yang memakai ukiran dan cat prade masih ada. Benda-benda itu merupakan bukti-bukti peninggalan lembaga pengadilan adat tradisional seperti yang pernah berlaku di Klungkung dalam periode kolonial (1908-1942) dan periode pendudukan Jepang (1043-1945). Pada tahun 1930, pernah dilakukan restorasi terhadap lukisan wayang yang terdapat di Kerta Gosa dan Bale Kambang oleh para seniman lukis dari Kamasan. Restorasi lukisan terakhir dilakukan pada tahun 1960.


6. KAWASAN TOYA BUNGKAH

Toya bungkah termasuk wilayah Desa Batur, terletak di kaki Gunung Batur atau dipinggir Barat Danau Batur yang jaraknya kurang lebih 6 km dari Desa Kediaman, 38 km dari Kota Bangli dan 78 km dari Kota Denpasar. Toyobungkah merupakan Sumber Mata Air Panas Alam yang sehari-harinya dimanfaatkan untuk merendam badan karena dianggap dapat menyembuhkan penyakit khususnya penyakit kulit. Airnya ditampung pada suatu kolam kecil yang terletak di sebelah Danau Batur. Karena letak kolam air panas sangat berdekatan dengan Danau Batur, maka pandangan ke arah danau menjadi bebas sehingga dari kejauhan tampak pemandangan yang indah dimana disebelah timur laut Danau Batur kelihatan Desa Trunyan yang dikelilingi daerah perbukitan yang menghijau.

Disamping pemandangannya yang sangat indah, Toyobungkah hawanya sejuk, sehingga tidak mengherankan apabila seorang pujangga dan sastrawan terkenal yaitu Sutan Takdir Ali Syahbana memilih Toyobungkah sebagai tempat untuk mendirikan bangunan yang disebut Balai Seni Toyobungkah yaitu tempat yang dipergunakan untuk menggelar berbagai macam kesenian. Dalam perjalanan menuju Toyobungkah kita akan banyak menikmati panorama yang indah seperti panorama gunung dan Danau Batur, pohon cempedak atau nangka, dan tumbuh-tumbuhan lainnya serta tumpukan bekas-bekas lahar yang sudah menjadi karang yang kelihatan indah. Di sebelah timur jalan raya menuju Toyobungkah ada sebuah pura yang cukup besar yaitu Pura Jati. Toyobungkah memiliki daya tarik serta keindahan hingga banyak dikunjungi para wisatawan Mancanegara dan Nusantara yang bertujuan untuk mendaki Gunung Batur, kemah, mandi, berekreasi ataupun melihat dari dekat keindahannya. Di tempat ini terdapat dua kolam air panas yang berdekatan yaitu kolam air panas alam yang bisa dipergunakan untuk umum, khususnya masyarakat sekitar tempat ini, sedang kolam air panas yang satunya telah dibangun dengan tembok penyengker, tempat ini disediakan untuk para wisatawan mancanegara dan wisatawan Nusantara.

Kabupaten/Kota : Bangli

7. KAWASAN NUSA PENIDA

Di kawasan Nusa Penida ini terdapat beberapa obyek serta tempat rekreasi wisata tirta. Kawasan Rekreasi tirta tersebut sangat menarik untuk dinikmati oleh para wisatawan, yaitu kawasan bahari dengan tumbuhan karang yang amat indah dan bermacam-macam jenis ikan yang berwarna-warni.

Suana
Disamping pantai berpasir putih dan perbukitan yang indah, di Suana juga terdapat yang disebut Gao Giri Putri. Goa ini terletak di Dusun Karangsari Desa Suana kurang lebih 5 km di sebelah timur Desa Batununggul. Hanya pada waktu masuk kedalam goa saja yang sulit, tapi setelah merangkak 3 km kita sampai pada ruangan goa yang sangat luas. Di dalam goa banyak terdapat stalagnit dan stalaktit, juga terdapat mata air yang dikeramatkan. Goa ini tembus sampai ke barat dan disini terdapat mulut goa yang cukup lebar untuk menyaksikan pemandangan perbukitan.

Karang Bolong
Objek ini dapat disaksikan dari Nusa Penida Desa Sakti. Selain dapat menyaksikan pemandangan Karang Bolong yang sangat indah, juga dapat menikmati pantai Penida berpasir putih dan pemandangan alam di sekitarnya. Demikian pula di Nusa Penida dapat disaksikan pengelolaan sumber mata air yang berada dekat dengan pantai.

Pantai Lembongan dan Jungutbatu
Pantai ini juga berpasir putih, laut disekitarnya jernih dengan berbagai jenis ikan berwarna-warni. serta karang lautnya indah dan beraneka warna, sehingga jelas sekali nampak bagaikan dalam taman laut yang sangat indah. Berbagai atraksi yang sangat menarik juga dapat dilakukan dan dilakukan oleh para wisatawan, misalnya banana boat. Pada sore hari dapat disaksikan betapa indahnya pemandangan matahari terbenan. Dari Jungutbatu maupun Lembongan, para wisatawan dapat menikmati pemandangan alam yang indah di Nusa Ceningan, dengan jembatan diatas laut yang menghubungkan antara Lembongan dan Ceningan.

Kabupaten/Kota : Klungkung

8. DESA SIDAN

Obyek Wisata Alam Sidan terletak di Desa Sidan Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar, tepatnya 4 Km, dari Kota Gianyar ke arah Kota Bangli dan 31 Km. Dari Kota Denpasar. Konon Desa Sidan ( Kerajaan Sidan ) berada di Dusun Pegesangan ( kurang lebih 1 km. di sebelah Selatan Desa Sidan sekarang ) dan karena sesuatu hal maka kerajaan tersebut dipindahkan ( kekisidan ) ke Utara, yang sampai saat ini dikenal dengan nama Desa Sidan. Secara alami Desa Sidan memang memiliki panorama yang sangat indah, karena berada di areal bebukitan yang lepas pandang. Disamping alamnya Desa Sidan juga memiliki beraneka ragam obyek wisata, baik yang berupa peninggalan purbakala maupun yang baru dibangun antara lain :

a. PURA DALEM SIDAN

Pura Dalem Sidan didirikan sekitar abad 17 oleh tetua dari Puri Sidan yaitu I Dewa Gede Pindi ( almarhum ), yang selanjutnya pada tahun 1948 direnovasi kembali oleh putranya yang bernama I Dewa Kompyang Pindi ( almarhum ). Pura Dalem Sidan tidak jauh berbeda dengan pura lainnya, tetapi pura ini mempunyai keunikan tersendiri, karena disamping kemegahannya, juga dihiasi dengan beraneka ragam relief dan ukiran yang khas dan sarat dengan filosofi Agama Hindu.

b. PURA BUKIT CAMPLUNG

Lebih kurang 100 Meter kearah Timur Laut dari Pura Dalem Sidan terdapat sebuah Pura yang bernama Pura Bukit Camplung, yang berdiri megah diatas tebing, dimana tebing �tebing tersebut penuh dengan tulisan � tulisan kuna, yang sampai saat ini belum diketahui asal muasal tulisan tersebut. Di tebing sebelah Utara terdapat selokan mata air kecil yang sangat dikeramatkan karena dipercaya masyarakat sekitarnya dapat menyembuhkan penyakit kulit. Konon di pura ini juga para Dewata menganugrahkan Gambelan Angklung Sidan yang sudah sangat terkenal sampai ke Manca Negara. Pura Bukit Camplung juga disebut Pura Masceti, karena masyarakat Pengemongnya adalah 9 subak ( Organisasi Klasik Petani Bali ) di Desa Sidan.

c. STAGE BARONG SIDAN

Disebelah Barat Pura Dalem Sidan tepatnya di areal teras persawahan yang sangat indah, telah dibangun stage pertunjukan untuk menyajikan kesenian � kesenian yang berasal dari Kabupaten Gianyar. Saat ini Wisatawan yang ingin menyaksikan Barong khas Stage Sidan ( Pertunjukan Barong Taru Pramana ) dapat memesan langsung ke Kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar.

Demikian sebagian kecil penjelasan mengenai Alam Sidan, bila kita masuk ke obyek Wisata Alam Desa Sidan maka akan kita saksikan Sidan secara keseluruhan dan diyakini dapat menikmati keindahan Alam yang masih alami.

Kabupaten/Kota : Gianyar

9. BUNGY JUMPING BLANGSINGA

Dengan semakin meningkatnya kunjungan wisatawan yang datang ke Pulau Bali khususnya ke Kabupaten Gianyar, pelaku kepariwisataan harus mampu menyediakan dan mengembangkan bermacam�macam atraksi yang diperlukan untuk konsumsi para wisatawan, terutama wisatawan mancanegara.

Untuk mengantisipasi hal itu kini di Desa Blangsinga, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten daerah Tingkat II Gianyar, tepatnya di lembah Air Terjun Tegenungan, telah berdiri Bungge Jumping, yaitu tempat atraksi bagi wisatawan yang senang terjun dari ketinggian kurang lebih 50 meter. Tempat ini sangat tepat untuk atraksi karena alam sekitarnya masih asli dan areal terjunnya leluasa, sehingga kemungkinan bahaya yang timbul sangat kecil.

Kabupaten/Kota : Gianyar

10. BRAHMAVIHARA-ARAMA

Brahmavihara-Arama, yang lebih dikenal dengan nama Wihara Buddha Banjar, merupakan Vihara Buddha terbesar di Bali. Letaknya di daerah perbukitan di Desa Banjar Tegeha Kecamatan Banjar, 22 km sebelah Barat Singaraja dan 11 km dari kawasan wisata Lovina . Dengan suasananya yang sepi dan tenang serta dapat memandang langsung ke pantai Lovina sebagai kawasan wisata di Buleleng, menyebabkan Vihara Buddha ini menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan, baik mancanegara maupun nusantara. Secara garis besar Vihara ini terdiri atas 5 kompleks penting, yaitu:

a. Uposatha Gara
Terletak di puncak sebelah Barat, sebuah ruangan yang nyaman dan tenang. Pada dinding-dindingnya terpahat panel kelahiran Sang Buddha, dan di tengah-tengah terdapat patung Sang Buddha dalam keadaan mencapai "Sama Sang Buddha" (Nirwana). Ruangan ini fungsinya untuk penasbihan para bhiku samanera (calon bhiku), tahap awal untuk mengikuti latihan tahap berikutnya.
b. Dharmasala
Semacam ruang kuliah terletak di sebelah timur. Di tempat ini para bhiku melakukan kebaktian, memberi khotbah-khotbah, dan juga tempat ini dimanfaatkan sebagai tempat untuk melakukan segala aktivitas spiritual.
c. Stupa
Sebuah bangunan yang bentuknya menyerupai lonceng raksasa yang terletak di sudut Barat Laut, yang seluruh sisi-sisinya terbuat dari beton dengan relief yang sangat mengagumkan.
d. Pohon Bodi
Di sudut barat daya bangunan terdapat pohon besar yang disebut pohon bodi, yang di sekitar pohon tersebut dihias dengan relief. Tempat ini merupakan simbul kemenangan Sang Buddha pada waktu beliau mencapai Sammia Sang Buddha (kesempurnaan yang abadi).
e. Kuti
Kuti ini merupakan tempat tinggal para bhiku maupun para siswa yang sedang menuntut ilmu dan kadang kala tempat ini juga dipergunakan sebagai tempat latihan para bhiku.

Di komplek Vihara terdapat beberapa patung Buddha yang menghiasi setiap sudut taman maupun ruangan. Diantaranya terdapat dua buah patung Budha yang sangat menarik yaitu patung Parinirwana dan patung Buddha sebagai Sang Buddha sedang mencapai sama atau moksa dalam istilah agama Hindu.

Kabupaten/Kota : Buleleng

11. TAMAN BUDAYA (BALI ART CENTRE)

Taman Werdhi Budaya yang terletak di Jalan Nusa Indah Denpasar merupakan salah satu tempat terluas dan paling komplek untuk pergelaran budaya di Bali dimana setiap tahunnya Pesta Kesenia Bali dilaksanakan di tempat ini. Dirancang oleh arsitektur termuka Bali yakni Ida Bagus Tugur, tempat ini dirancang berdasarkan arsitektur pura dan arsitektur Istana Kerajaan di Bali.
Pada pokoknya kawasan Taman Budaya yang dibelah sebuah sungai dari timur ke barat ini dibagi dalam 4 komplek :
1. Komplek Suci meliputi Pura Taman Beji, Bale Selonding, Bale Pepaosan, dll.
2. Komplek tenang meliputi Perpustakaan Widya Kusuma
3. Komplek setengah ramai meliputi Gedung Pameran Mahudara, Gedung Kriya, Studio Patung, Wisma Seni dan Wantilan
4. Komplek ramai meliputi Panggung Terbuka Ardha Candra dan Panggung tertutup Ksirarnawa (keduanya berada di Selatan Sungai)

Kabupaten/Kota : Denpasar

12. ALAS KEDATON


Alas Kedaton terletak di desa Kukuh Kecamatan Marga + 4 km dari kota Tabanan. Pura ini mempunyai dua keunikan yang sangat menarik. Pertama memiliki empat pintu masuk ke dalam Pura yaitu dari barat yang merupakan pintu masuk utama yang lainnya dari Utara, Timur dan dari Selatan yang kesemuanya menuju ke halaman tengah. Keunikan yang kedua adalah halaman dalam yang merupakan tempat yang tersuci justru letaknya lebih rendah dari halaman tengah dan luar. Tempat suci ini dikelilingi oleh hutan yang dihuni oleh sekelompok kera yang dianggap keramat. Disamping itu pula terdapat sekelompok kalong yang hidup bergantungan di dahan-dahan pohon kayu yang besar dan sewaktu-waktu beterbangan, merupakan suatu atraksi yang sangat menarik bagi wisatawan baik bagi wisatawan Nusantara maupun mancanegara.

Upacara piodalan di Pura ini adalah jatuh pada hari Selasa (Anggara Kasih) dau puluh hari setelah Hari Raya Galungan. Yang mana upacara dimaksud dimulai pada siang hari dan harus sudah selesai sebelum matahari terbenam. Pura ini sering pula disebut Pura Alas Kedaton atau Pura Dalem Kahyangan.

Kabupaten/Kota : Tabanan

13. AIR TERJUN SINGSING

Pada waktu musim panas, volume air terjun relatif menurun. Jalan menuju air terjun yang sedikit mendaki merupakan kegiatan yang menyenangkan untuk kegiatan "trekking". Letaknya yang tidak jauh dari kawasan Lovina, bahkan dapat dicapai dengan jalan kaki dari Lovina, menjadikan obyek ini banyak dikunjungi wisatawan yang umumnya mereka yang tinggal di kawasan Wisata Lovina.

Tidak jauh dari air terjun Singsing ini, terdapat monumen Belanda. Monumen ini dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda untuk memperingati gugurnya seorang Perwira tentara Belanda didalam perang Banjar pada tahun 1868. Sekitar tahun 1956 monumen ini dihancurkan karena dianggap menghormati penjajah. Akan tetapi pada tahun 1992 monumen ini dibangun kembali oleh Pemda Kabupaten Dati II Buleleng dengan maksud bahwa sejarah tidak bisa dihapus, disamping monumen itu juga melambangkan kepahlawanan rakyat Banjar yang mampu menewaskan perwira tentara Belanda.

Air Terjun Singsing terletak di Banjar Labuhan Haji Desa Temukus Kecamatan Banjar, 3 km dari Lovina dan 13 km dari Singaraja. Untuk menuju obyek wisata ini dapat dicapai dengan kendaraan bermotor sampai ke jurusan desa Tigawarsa. Sebuah tanda penunjuk arah menunjukkan jalan yang harus diikuti dengan berjalan kaki (sepanjang lebih kurang 600 meter) untuk sampai kepada air terjun yang pertama. Untuk mencapai air terjun kedua yang letaknya lebih tinggi harus melalui jalan yang terjal.

Fasilitas parkir dibangun dan diusahakan oleh banjar setempat, dan warung disekitar kawasan inipun telah tersedia. Wisatawan baik Nusantara maupun mancanegara banyak mengunjungi air terjun ini karena suasananya yang tenang, damai dan cocok untuk kesegaran jasmani. Lokasi Air Terjun di daerah perbukitan, yang memberikan pemandangan hamparan pantai Lovina di arah Utara, menjadi daya tarik yang cukup memikat bagi para wisatawan.

Kabupaten/Kota : Buleleng

14. AIR TERJUN DUSUN KUNING


Di bagian selatan sekitar 6 km dari kota Bangli, di Desa Taman Bali terdapat sebuah air terjun. Karena letaknya di Desa Dusun Kuning maka dinamakan air terjun Dusun Kuning.

Air terjun ini berada di ketinggian 25 meter diatas permukaan Sungai Melangit yang mengalir ke arah selatan. Lokasi ini dapat dicapai dengan beragam jenis transportasi dan dari desa kecil ini dapat ditempuh dengan berjalan kaki sejauh 500 meter. Daerah yang dingin dengan udara yang sejuk dikombinasi dengan hijaunya dedaunan meningkatkan pesona air terjun alami. Dan tidak jauh dari tempat ini terdapat hutan yang dihuni oleh ratusan kera.

Kabupaten/Kota : Bangli


15. AIR PANAS BANYUWEDANG

Air Panas Banyuwedang bersumber dari mata air panas yang muncul di pantai. Air panas ini berada di bawah air pada waktu air pasang. Merupakan sumber air panas terbesar, bangunan beton pengaman dibuatkan dalam bentuk lingkaran yang berfungsi sebagai tanggul, sehingga pada saat air pasang air panas tersebut tidak bercampur dengan air laut. Air panas ini banyak mengandung belerang dengan rata-rata suhu 40 derajat celcius.

Karena kandungan belerangnya yang cukup tinggi, air panas ini dipercayai secara meluas bahkan sampai ke pulau Jawa karena air panas ini dapat menyembuhkan beberapa penyakit terutama penyakit kulit. Tidak mengherankan apabila banyak orang-orang yang datang ke tempat ini dengan harapan penyakitnya dapat sembuh. Pantai dimana terdapat sumber air panas ini ditumbuhi tanaman bakau yang mencegah abrasi pantai. Dapat dikatakan pantai Bayuwedang ini bebas dari abrasi.

Adanya teluk dan beberapa pasir putih di sekitarnya menambah asset pariwisata di sekitar Banyuwedang ini. Air Panas Banyuwedang terletak di Desa Pejarakan Kecamatan Gerokgak 60 km dari kota Singaraja, dipinggir batas kawasan Taman Nasional Bali Barat. Di sebelah selatan jalan raya ke Air Panas Banyuwedang termasuk kawasan Taman Nasional, sedangkan di sebelah utaranya adalah kawasan Batu Ampar yang terdiri dari tanah berkapur. Kawasan Batu Ampar ini oleh daerah tingkat II Buleleng telah direncanakan sebagai kawasan wisata baru, mengingat adanya potensi daya tarik yang besar, diantaranya adalah adanya Taman Laut di sekitar Pulau Menjangan.

Jalan menuju air panas Banyuwedang dari jalan raya jurusan Singaraja-Gilimanuk telah dikeraskan, demikian pula telah dibangun fasilitas parkir. Di sumber air panas yang ditanggul dibangun sebuah bangunan dengan beberapa kamar mandi tertutup. Di areal Air Panas Banyuwedang terdapat juga beberapa fasilitas WC yang dibangun oleh Taman Nasional Bali Barat, dan beberapa tempat berteduh. Jumlah kunjungan wisatawan Nusantara tinggi jika dibandingkan dengan Mancanegara. Pengunjung yang datang kebanyakan dengan tujuan untuk berobat. Pengunjung yang dari pulau Jawa kebanyakan berasal dari Daerah Banyuwangi.
Sesungguhnya sumber air panas Banyuwedang terletak ditengah-tengah hutan bakau di pinggir pantai. Daerah sekitarnya relatif gersang karena tanahnya terdiri atas tanah kapur dan tidak terdapatnya sungai yang dapat menjadikan sumber air untuk penghijauan sekitarnya. Oleh karenanya tanaman yang banyak tumbuh adalah tanaman yang tidak banyak membutuhkan air, seperti yang dikenal di Bali sebagai pohon "bekeul" atau "bangyang". Adanya air panas yang mengandung belerang yang terletak di pinggir pantai ditunjang dengan daerah yang jarang penduduknya sehingga dapat diciptakan suasana tenang, menyebabkan Pemerintah Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali akan mengembangkan daerah ini sebagai Kawasan Pariwisata Untuk Kesehatan, atau yang umum disebut "Health Tourism".

Kabupaten/Kota : Buleleng

16. MUSEUM LUKISAN, LE MAYEUR DI SANUR, DENPASAR

Pantai Sanur adalah Pantai yang sangat indah dan merupakan tempat rekreasi yang sangat menarik bagi wisatawan. Dalam sejarah perang Puputan Badung pada tanggal 18 Nopember 1906 pantai Sanur adalah tempat pendaratan tentara Belanda untuk menyerang kerajaan Badung. Pantai Sanur diproklamasikan oleh seorang asing, terutama oleh seorang pelukis yang bernama A.J. Le Mayeur. Ia datang ke Bali pada tahun 1937, karena daya tarik Pantai Sanur yang sangat indah, maka Le Mayeur memutuskan untuk menetap di Sanur dengan mendirikan tempat untuk melukis.

Le Mayeur menikah dengan gadis modelnya yang bernama Ni Polok yang juga penari yang sangat terkenal pada jamannya yang berasal dari Desa Kelandis. Sanggar Le Mayeur penuh dengan koleksi lukisan dan buku-bukunya yang sangat menarik, yang disimpan dalam bangunan yang berasitektur Bali. Beberapa lukisannya menggunakan kanvasnya, yang terbuat dari kain goni yang mengesankan bahwa lukisan tersebut dibuat pada jaman Jepang dimana untuk mendapatkan kain kanvas adalah sangat sulit. Le Mayeur meninggal pada tahun 1959 di Belgi. Makanya sanggarnya tersebut diserahkan kepada pemerintah RI untuk dijadikan Museum Le Mayeur.

Lokasi

Museum Le Mayeur terletak 6 Km arah Timur dari pusat kota Denpasar, 200 m di Utara dari Hotel Grand Bali Beach. Dari Denpasar dapat dicapai dengan sepeda motor, kendaraan umum (Bemo) dari stasiun Kreneng yang menghubungkan Denpasar-Sanur.

17. MELIHAT MATAHARI TERBIT DI PANTAI SANUR, DENPASAR

Sejarah

Pantai Sanur terletak di Desa Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan Kotamadya Dati II Denpasar. Pantai ini terletak di sebelah Timur dan Selatan desa Sanur, yang merupakan tepi Samudra Indonesia sebelah Selatan Pulau Bali. Tempat itu terkenal sejak dahulu kala, terutama ketika terjadi perang Puputan Badung pada tanggal 20 September 1906 dimana Belanda mendaratkan tentaranya di sana. Dalam sejarah Bali Kuno pantai Sanur juga terkenal, dan masdih ada tugu batu tertulis yang merupakan Prasasti Raja Kasari Warmadewa yang berkeraton di Singhadwala tahun 917, dimana sekarang terdapat di Blanjong Bagian Selatan Pantai Sanur.

Di kalangan Pariwisata, pantai Sanur pertama kali diperkenalkan oleh pelukis Belgia bernama A.J.Le Mayeur bersama istrinya Ni Polok yang menetap di sana sejak tahun 1937 dan mengadakan pameran lukisan karyanya sendiri. Daya tarik pantai Sanur sebelah Utaranya melingkar seperti setengah lingkaran dan bagian Selatannya berbelok dari Timur ke Barat, dimana gelombang air lautnya tak begitu besar dan bila airnya surut terlihatlah batu karang yang membentang berwarna-warni. Pada hari mendekati bulan mati air lautnya naik dan gelombangnya agak besar. Di sebelah Tenggara terlihatlah gugusan pulau Nusa Penida di seberang laut dan di sebelah Timur kelihatan panorama pantai Selatan Pulau Bali dengan gunungnya.

Pemandangan pantai Sanur juga terlihat indah pada sore hari, karena keadaan air laut biasanya surut dan gelombangnya merupakan riak kecil. Gugusan pulau Serangan dan bukit batu karang yang menjorok ke laut di seberang laut terlihat dari Pantai Sanur sebelah Selatan. Panorama pantai Sanur sebelah Selatan lebih indah dilihat pada pagi hari. Tempat meninjau yang strategis adalah bagian Timur, di Semawang dan Mertasari. Keadaan udara di sana terasa segar dan bertiup angin laut yang nyaman. Suasana di sepanjang pantai Sanur terang dan teduh karena penuh dengan pohon besar. Pantai Sanur baik untuk menikmati matahari terbit (Sun Rise)dan berjemur di sepanjang pantai yang berpasir putih.

Lokasi

Pantai Sanur jaraknya 6 Km dari pusat kota Denpasar, dapat dicapai dengan mobil, sepeda motor atau kendaraan umum yang menghubungkan pantai Sanur dengan Kota Denoasar. Kendaraan umum sangat ramai mondar-mandir antara Sanur-Denpasar, sehingga tidak ada kesulitan masalah angkutan. Pantai Sanur sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan Mancanegara oleh wisatawan Mancanegara maupun Nusantara.

Hari Minggu dan hari libur, tempat itu menjadi pilihan penduduk kota Denpasar untuk rekreasi sambil mandi di laut. Pada hari bulan Purnama malamnya banyak orang datang santai dan mandi ke sana, sambil melihat keindahan pantai di malam hari. Selain pantainya Museum Le Mayeur juga banyak menari minat wisatawan.

Fasilitas

Fasilitas yang terdapat di sana antara lain adanya Hotel bertaraf Internasional seperti Hotel Grand Bali Beach, Hotel Hyatt, Hotel Sanur Beach, Hotel Sindu Beach dan banyak lagi sepanjang Timur dan Tenggara pantai Sanur. Kios barang kesenian dan Art Shop juga banyak di sana. Akomodasi dan Restourant untuk wisatawan cukup banyak tersedia yang senantiasa siap melayani kepentingan para wisatawan.


18. DESA TIHINGAN, PUSAT PEMBUATAN GAMELAN DI KLUNGKUNG.

Identifikasi dan Daya Tarik

Desa Tihingan di Kecamatan Banjarangkan merupakan pusat kerajinan pembuat gong (Gamelan). Pembuatan gong dikerjakan mulai dari tenaga kasar sampai tenaga ahli yang khusus untuk menyelaraskan suara gong/gamelan tersebut. Jadi yangterpenting dari pekerjaan ini adalah keahlian untuk menyelaraskan suara gong. Di Desa Tihingan terdapat dua kelompok Pande (ahli atau tukang) yang membuat Gong.

Lokasi

Desa Tihingan terletak di Kecamatan Banjarangkan, dan dapat dijangkau dengan kendaraan baik itu roda dua maupun dengan roda empat. Kira-kira 3 km arah Barat Kota Semarapura. Jalan menuju Desa Tihingan sudah diaspal.

Fasilitas

Desa Tihingan belum dilengkapi dengan fasilitas sebagai obyek wisata, seperi belum ada WC, kios souvenir, kios makanan dan minuman, penginapan/losmen dan tempat parkir.

Deskripsi

Masyarakat desa ini sangat terkenal di Bali karena keahliannya membuat istrumen (gamelan) Gong. Kecuali Gong, masyarakat di desa ini dapat pula membuat berbagai macam gamelan Bali lainnya seperti : Semara Pegulingan, Gender Wayang, Kelentangan/Angklung dan lain-lainnya yang bahannya terbuat dari logam kerawang. Mungkin keahlian membuat gong ini telah diwariskan oleh leluhur mereka yangtelah berabad-abad lamanya terkenal sebagai Pande Gong dari Desa Tihingan. Hal tersebut dapat kita buktikan dengan katutnya nama para pande Tihingan pada barungan-barungan gamelan yang ada di desa-desa. Akan keadaan sekarang jauh lebih maju lagi. Gamelan Bali yang mempunyai ciri khusus dan enak dinikmati telah menyebar keseluruh tanah air, bahkan ke seluruh dunia. Sering dijumpai ada wisatawan asing yang berkunjung ke desa Tihingan hanya karena tertarik dan kemudian memesan seperangkat Gong untuk dibawa ke negerinya.

0 komentar:

Posting Komentar

Wisata Medan

Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket
 
 
 

Peta Wisata Indonesia

Search Wisata Indonesia

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Twitter